TEMPO.CO , Surakarta - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Surakarta Eko Nugroho mengatakan, timnya mengerahkan 20 kendaraan pemadam untuk
mengatasi kebakaran di Pasar Klewer. Namun api sulit untuk dipadamkan karena
dari puluhan hidran yang tersedia, hanya dua yang bisa digunakan.
"Angin cukup kencang sehingga api menyebar dengan cepat," kata Eko di lokasi kebakaran, Ahad, 28 Oktober 2014. Ditambah lagi pasar itu berisi bahan-bahan yang mudah terbakar. Bahkan api tetap berkobar meski seluruh bangunan telah hangus (Baca: Pasa Klewer Kebakaran, Berapa Omzet Hariannya?).
"Angin cukup kencang sehingga api menyebar dengan cepat," kata Eko di lokasi kebakaran, Ahad, 28 Oktober 2014. Ditambah lagi pasar itu berisi bahan-bahan yang mudah terbakar. Bahkan api tetap berkobar meski seluruh bangunan telah hangus (Baca: Pasa Klewer Kebakaran, Berapa Omzet Hariannya?).
Kepala Dinas
Pengelolaan Pasar Surakarta Subagiyo membenarkan banyak hidran yang tidak bisa
digunakan. Kendala utamanya antara lain, mulut hidran tidak cocok
dengan selang yang digunakan untuk menyalurkan air. "Akan kami
evaluasi. Sekarang fokusnya pemadaman api dan menyelamatkan barang
dagangan," kata Subagiyo.
Pusat perdagangan tekstil dan garmen Pasar Klewer, Solo, ludes setelah terbakar selama sekitar enam jam. Api terlihat pertama kali di lantai dua sebelah ujung barat pasar pada sekitar pukul 20.00, Sabtu, 27 Desember 2014.
Pusat perdagangan tekstil dan garmen Pasar Klewer, Solo, ludes setelah terbakar selama sekitar enam jam. Api terlihat pertama kali di lantai dua sebelah ujung barat pasar pada sekitar pukul 20.00, Sabtu, 27 Desember 2014.
Suara
gemuruh berkali-kali terdengar dari bagian dalam pasar. Diduga suara tersebut
berasal dari tembok bangunan di lantai dua yang runtuh. Kondisi itu membuat
bagian dalam kios di lantai satu juga terbakar meski bangunannya terlihat masih
utuh dari luar. (Baca: Warga Hambat
Proses Pemadaman Pasar Klewer)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar