Disediakan oleh
Republika_New Komunitas pengendalian tembakau yang tergabung dalam Soke Free
Agents (SFA), mendeklarasikan pentingnya Presiden Joko Widodo untuk
meratifikasi Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) di Bundaran HI,
Jakarta, Ahad (15/2). (foto: MgROL_34)
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Dunia
yang hampir bebas tembakau dan penyakit yang diakibatkannya diharapkan terwujud
dalam waktu 30 tahun bila pemerintah-pemerintah menunjukkan keinginan politik
dan aksi yang kuat terhadap perusahaan rokok, kata pakar kesehatan.
Reuters
memberitakan kelompok kesehatan masyarakat dan spesialis kebijakan
internasional menulis pada jurnal kedokteran The Lancet bahwa penjualan
tembakau seharusnya dihapus pada 2040 dan menyerukan upaya internasional
menentang penggunaannya.
"Dunia
di mana tembakau jauh dari penglihatan, pikiran dan kebiasaan - tapi belum
dilarang- bisa tercapai kurang dari 30 tahun," kata peneliti Universitas
Auckland Robert Beaglehole.
"Tapi,
hanya dengan komitmen penuh dari pemerintah, lembaga internasional seperti
Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Organisasi Kesehatan Dunia serta
masyarakat," tambahnya.
Miliaran
orang diperkirakan akan meninggal dunia abad ini karena rokok dan bentuk
tembakau lainnya bila pengendalian tidak ditingkatkan. Lebih dari 80 persen kematian
itu akan ada di negara miskin dan menengah.
Dunia bebas
tembakau adalah kurang dari 5 persen orang dewasa menggunakannya.
"Waktunya
sudah tiba bahwa dunia tahu kerusakan yang tidak dapat diterima oleh industri
tembakau dan bekerja menuju dunia yang pada dasarnya bebas dari penjualan
produk tembakau," kata dia.
WHO
mengungkapkan, tembakau membunuh sekitar 6 juta orang di seluruh dunia per
tahun. Selain kanker paru, rokok juga menyebabkan penyakit lainnya, selain
penyebab kematian dini seperti penyakit jantung, stroke dan tekanan darah
tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar