BANDUNG, KOMPAS.com - Teknologi yang digunakan Observatorium
Nasional memang belum mampu menyaingi observatorium di Amerika Serikat, Eropa,
atau Jepang. Namun, observatorium yang akan didirikan di Nusa Tenggara Timur
ini akan setara dengan Thailand.
"Observatorium
Nasional salah satunya menggunakan teknologi teleskop optik berdiameter 3 meter
serta teleskop radio berdiameter 20 meter," ujar Kepala Observatorium
Bosscha, Mahasena Putra di ruang kerjanya, Institut Teknologi Bandung (ITB),
Rabu (11/3/2015).
Dengan teknologi
tersebut, Observatorium Nasional bisa meneliti eksoplanet (planet di bintang
lain/planet yang berada di luar tata surya) serta bintang-bintang variabel.
Bahkan teknologi ini bisa digunakan untuk mengamati asteroid.
"Seperti asteroid
yang jatuh di Soviet kemarin. Dengan alat ini kita bisa mengamati
asteroid-asteroid atau patroli. Sehingga ketika asteroid akan menabrak bumi
kita sudah mengetahuinya," ucapnya.
Mahasena menjelaskan,
di Asia Tenggara hingga kini belum ada satu pun negara yang mengamati asteroid.
Jika Observatorium Nasional mengamatinya, maka secara tidak langsung Indonesia
akan menyumbang hasil patroli asteroid di dunia.
Sebenarnya, Thailand
dengan teknologi yang dimiliki sekarang bisa mengamati asteroid. Hanya saja,
Thailand memiliki keterbatasan peneliti. Saat ini, peneliti astronomi
profesional di Thailand hanya sekitar 10-15 orang, sedangkan Indonesia memiliki
sekitar 30 orang.
"Kalau dari
jumlah peneliti profesional, Indonesia lebih banyak. Namun hal itu wajar karena
Indonesia memiliki sejarah panjang di bidang astronomi, yakni sejak
Observatorium Bosscha berdiri tahun 1923," tuturnya.
Ketika ditanya peran
astronomi untuk kehidupan manusia, Mahasena mengungkapkan, pada intinya
astronomi bermanfaat untuk ilmu pengetahuan. Namun bagi masyarakat muslim,
astronomi bisa digunakan untuk penentuan hilal.
"Hilal itu bagian
kecil dari astronomi. Sebenarnya peran astronomi lebih ke menjawab
keingintahuan, karena keingintahuan ini jawabannya mahal harganya,"
ucapnya.
Berita sebelumnya, Observatorium
Nasional akan didirikan di Desa Fatumonas Kecamatan Amfoang Tengah, Kabupaten
Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Observatorium itu akan dibangun di Bukit
Timau setinggi 1300 mdpl. (Baca: Observatorium
Nasional Berkonsep "Remote and Robotic Telescope")
Tidak ada komentar:
Posting Komentar