Merdeka.com
- Tumbuhan ini disebut-sebut sahabi, pohon
yang diberkati. Karena pohon tersebut berhasil bertahan hidup di tengah
ganasnya gurun Yordania selama 1400 tahun.
Letaknya di bagian utara
padang pasir Yordania. Dalam radius ratusan kilometer, tak ada pohon lain yang
hidup, menemani sang sahabi.
Pohon yang 'kesepian'
ini dipercaya sebagai saksi pertemuan biarawan Kristen bernama Bahira dengan
Nabi Muhammad.
Tiga manuskrip kuno yang
ditulis oleh Ibn Hisham, Ibn Sa'd al-Baghdadi, dan Muhammad Ibn Jarir al-Tabari
menceritakan tentang kisah Bahira yang bertemu dengan bocah kecil calon rasul
terakhir. Saat itu Muhammad baru berusia 9 atau 12 tahun. Ia menyertai pamannya
Abu Thalib dalam perjalanan untuk berdagang ke Suriah.
Bahira bertemu dengan
kelompok kafilah tersebut dan mengajak mereka untuk beristirahat. Bahira telah
mendapat firasat kalau ia akan bertemu dengan sang nabi terakhir.
Diperhatikannya masing-masing tamu. Namun tak satupun di antara mereka yang
memiliki tanda-tanda mukjizat.
Ternyata masih ada satu
anggota rombongan yang tidak ikut masuk ke tempat Bahira. Muhammad kecil
diminta menunggu di bawah pohon untuk menjaga unta-unta.
Bahira takjub
menyaksikan cabang pohon tersebut merunduk untuk melindungi sang pemuda. Bahira
pun meminta agar bocah kecil tersebut diajak berteduh dan bersantap. Konon,
segumpal awan memayungi Muhammad ke manapun ia pergi.
Dari sanalah sang
biarawan yakin kalau pemuda itu memang benar-benar nabi yang sudah diramalkan
kedatangannya.Bahira lantas berpesan kepada Abu Talib untuk menjaga pemuda
cilik itu, karena kelak ia akan membawa berkah bagi umat manusia. Tetapi tak
jarang pula orang yang ingin mencelakakannya.
1400 tahun kemudian,
pohon yang pernah meneduhkan Muhammad itu masih berdiri tegak, menjadi
satu-satunya pohon yang berhasil hidup di tengah gurun.
Penemuan kembali pohon
itu terjadi secara tak sengaja. Menurut situs Last Prophet, Pangeran Ghazi bin
Muhammad menemukan manuskrip tentang pohon tersebut ketika memeriksa arsip
negara.
Jika dirunut dari
naskah-naskah tua tersebut, kemungkinan besar tempat terjadinya pertemuan
Bahira dan Muhammad adalah di gurun Yordania.
Sejumlah ilmuwan dan
cendekia pun diminta untuk memeriksa area tersebut. Berdasarkan pengamatan
mereka, memang benar pohon tua tersebut yang disebutkan dalam catatan Bahira.
Namun tentu saja, penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan untuk memastikan
otentisitasnya.
Dilansir Green Prophet,
Pangeran Ghazi menyebutkan,"Rasulullah duduk di bawah pohon ini." Dan
kenyataan bahwa pohon itu bersedia merundukkan cabang-cabangnya demi Muhammad
merupakan bukti mengenai kesaksiannya terhadap kerasulan Muhammad. "Karena
itulah kami menyebutnya sahabi dalam bahasa Arab."
Sekarang pohon tersebut dilestarikan oleh
pemerintah. Sekelilingnya dilindungi pagar dan keberadaannya dipantau secara
rutin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar