Powered By Blogger

Jumat, 17 April 2015

Ilmuwan Temukan Protein untuk Melawan Virus dan Kanker

TEMPO.CO, London - Para ilmuwan telah menemukan sebuah protein yang memainkan peran sentral dalam mempromosikan kekebalan terhadap virus dan kanker. Temuan ini membuka pintu untuk terapi baru.

Percobaan pada tikus dan sel manusia telah menunjukkan bahwa protein itu mempromosikan proliferasi sel Cytotoxic T, yang membunuh sel-sel kanker dan sel yang terinfeksi virus. Temuan itu tak terduga karena protein baru itu memiliki fungsi yang tidak diketahui dan tidak menyerupai protein lainnya.

Para peneliti dari Imperial College London yang memimpin penelitian itu sedang mengembangkan terapi gen yang dirancang untuk meningkatkan sel-sel yang melawan infeksi, dan berharap untuk memulai uji coba pada manusia dalam tiga tahun.

Penelitian ini juga melibatkan peneliti di Queen Mary University London, ETH Zurich dan Harvard Medical School. Temuan mereka, yang dikerjakan dalam enam tahun, dilaporkan dalam jurnal Science.

Sel Cytotoxic T merupakan komponen penting dari sistem kekebalan tubuh, tetapi ketika dihadapkan dengan infeksi serius atau kanker stadium lanjut, mereka sering tidak dapat berkembang biak dalam jumlah yang cukup besar untuk melawan penyakit itu.

Dengan mengamati tikus yang mengalami mutasi genetik, tim Imperial menemukan strain tikus yang menghasilkan 10 kali lebih banyak sel Cytotoxic T saat terinfeksi virus dibandingkan dengan tikus normal. Tikus-tikus ini menekan infeksi itu secara lebih efektif, dan lebih tahan terhadap kanker. Mereka juga menghasilkan lebih banyak tipe kedua dari sel T, sel memori, yang memungkinkan mereka untuk mengenali infeksi yang mereka hadapi sebelumnya dan meluncurkan respons cepat.

Tikus dengan kekebalan yang ditingkatkan menghasilkan protein yang sampai sekarang belum diketahui itu dalam jumlah besar. Para peneliti menamakan protein itu lymphocyte expansion molecule, atau LEM. Mereka ingin menunjukkan bahwa LEM memodulasi proliferasi sel T manusia seperti pada tikus.

Profesor Philip Ashton-Rickardt dari Imperial, yang memimpin penelitian, mengatakan sel-sel kanker memiliki cara untuk menekan aktivitas sel T, membantu mereka untuk melarikan diri dari sistem kekebalan tubuh. "Rekayasa genetik sel T untuk meningkatkan kemampuan mereka melawan kanker telah menjadi sebuah tujuan dan teknik untuk memodifikasi mereka sudah ada. Dengan memperkenalkan versi aktif gen LEM ke dalam sel T dari pasien kanker, kami berharap dapat memberikan pengobatan yang kuat untuk pasien,” ujarnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar