Powered By Blogger

Jumat, 10 April 2015

Menjamah Awan di Bukit Pergasingan

LOMBOK bukan cuma pantai. Pulau kecil itu dikaruniai keindahan alam yang lengkap. Di Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, bukit-bukit dan pegunungan menjulang adalah pesona yang teramat sayang dilewatkan. Sembalun adalah kecamatan di lembah dataran tinggi Rinjani, gunung api tertinggi kedua di Indonesia.

Jaraknya dari Kota Mataram, ibu kota Nusa Tenggara Barat (NTB), berkisar 90 kilometer atau kurang dari dua jam perjalanan mobil ke arah timur laut.

Sembalun juga menjadi salah satu dari dua ”gerbang” pendakian ke gunung setinggi 3.726 meter dari permukaan laut (mdpl) tersebut. Gerbang lainnya adalah melalui Senaru di Kabupaten Lombok Utara.

Namun, Sembalun pun bukan hanya Rinjani. Di wilayah subur itu juga terbentang rangkaian gunung-gunung dan perbukitan yang menawarkan pemandangan tak kalah spektakuler. Salah satunya adalah Bukit Pergasingan.

Bukit setinggi 1.620 mdpl itu berada di sisi utara Desa Sembalun, satu dari lima desa di Kecamatan Sembalun. Lembah Sembalun sendiri berketinggian sekitar 1.100 mdpl dengan hawa udara sejuk.

Pergasingan merupakan salah satu destinasi favorit bagi pencinta wisata trekking dan jelajah alam kelas pemula atau umum. Bagi pendaki gunung, Pergasingan bisa jadi tempat latihan atau uji coba sebelum mendaki Rinjani.

Kompas berkesempatan menjajal trekking di bukit tersebut saat berkunjung pertengahan Maret lalu. Kami ditemani pemandu, Hamka (27), dan porter, Ja’i (20), dari Lembah Rinjani Villa, salah satu dari 10 penginapan yang ada di Sembalun.

Setiap penginapan rata-rata juga menyediakan paket wisata trekking perbukitan ataupun pendakian ke Rinjani. Kalaupun tidak, silakan bertanya kepada pengelola penginapan tentang penyedia jasa tersebut.

”Soft trekking”

Matahari baru saja menyembul dari ufuk. Sinarnya pagi itu menaburi puncak Rinjani dengan kilau keemasan. Kami pun bersiap menjelajahi Pergasingan.

Meskipun berkategori soft trekking, sesungguhnya mendaki Pergasingan tidaklah soft bagi orang awam yang tak terbiasa memanjat gunung. Bukit itu menyajikan tantangan jalur ekstrem dengan kemiringan lereng berkisar 45 derajat-75 derajat.

Bagi Anda yang hendak mencobanya, baiknya menyiapkan kondisi fisik semaksimal mungkin. Jangan lupa pula membawa bekal makanan dan minuman yang cukup. Kekuatan napas dan kaki akan ditempa ujian yang tak ringan.

Di kaki bukit, langkah awal menuju puncak diantar oleh 106 anak tangga berlapis semen. Setelah itu, dilanjutkan melewati jalur setapak lurus yang menyusuri kemiringan lereng bukit.

Hampir seluruh Sembalun bisa terlihat dari ketinggian Pergasingan. Permukiman penduduk serta petak sawah dan kebun terhampar jelas saat menengok ke bawah. Warga Sembalun tak hanya menanam padi, melainkan juga beragam sayur dan buah-buahan sehingga dari ketinggian petak-petak itu terlihat semarak dengan warna yang didominasi hijau.

Makin tinggi naik, makin cantik pula pemandangannya. Ada banyak titik perhentian untuk sekadar menarik napas dan memandang puas-puas ”lukisan” alam itu. Boleh juga sekali-dua ber-selfie untuk kenang-kenangan.

Rasa penasaran untuk mencapai puncak membuat pegal dan sengal sedikit terlupakan. Setelah berjalan mendaki selama tiga jam, waktu tempuh yang terhitung molor karena sekian kali beristirahat dan mengambil gambar, kami pun sampai di ”atap” Pergasingan.

Bagian puncak yang merupakan dataran landai itu adalah lokasi berkemah bagi para pendaki. Hamka mengatakan, kebanyakan orang yang mendaki Pergasingan berangkat pada sore atau malam hari kemudian mendirikan tenda di lokasi tersebut. ”Mereka sengaja bermalam untuk melihat konstelasi bintang galaksi Bima Sakti di langit dan pemandangan matahari terbit di pagi hari sebelum turun bukit,” ujarnya.

Pemandangan di atas Pergasingan memang menawan. Perjuangan berat saat mendaki terbayar lunas dengan keindahan alam yang disajikan. Jauh di bawah adalah Sembalun dengan latar belakang Rinjani dan bukit-bukit yang memagarinya.

Bukit misteri

Hawa dingin pegunungan yang dibawa semilir angin pun membantu meluluhkan lelah. Kumpulan awan rendah dan kabut yang menyelimuti bukit menemani kehadiran kami di tanah sepi itu. Sesekali, titik airnya jatuh memerciki kepala. Awan tebal juga terlihat menutupi puncak Rinjani di kejauhan.

Hamka mengatakan, bukit itu dinamai Pergasingan karena dulunya merupakan tempat para raja dan bangsawan dari berbagai penjuru Pulau Lombok menggelar permainan gasing. Namun, penjelasan kenapa puncak bukit itu yang dipilih sebagai lokasi masih menjadi misteri.

Hamka yang juga pengurus Sembalun Community Development Centre (SCDC), mengatakan, trekking ke Pergasingan mulai dikelola sebagai paket wisata sejak pertengahan 2014. Selain Pergasingan, sejumlah bukit lain di wilayah Sembalun juga bisa menjadi tujuan wisata trekking, seperti Anak Dara, Telaga, Kanji, Dandaun, dan Propok.

Selain wisatawan lokal yang biasanya terdiri dari mahasiswa maupun pelajar sekolah menengah atas, Pergasingan juga kerap dikunjungi turis asing. Waktu terbaik untuk menjelajahi Pergasingan adalah selama April-Juli atau musim kemarau.

Diralam (59), Kepala Desa Sembalun, yang juga perintis pariwisata, berharap suatu saat nanti ada jembatan gantung yang menghubungkan puncak bukit-bukit di Sembalun seperti di Kinibalu, Malaysia.
 (ENG/RZF/IKA/REK)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar